GEOGRAFI DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena di geosfer (muka bumi) dengan sudut pandang kelingkungan (ekologis)
dan kewilayahan (regional) dalam
konteks keruangan (space).
Pengertian dan penilaian geografi menurut beberapa ahli.
a. R. Hartsborne.
Geografi bertujuan untuk memberikan
dekskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat variable dari
permukaan bumi.
b. E.A. Ackerman
Geografi
bertujuan mengetahui pengertian tentang system yang berinteraksi secara cepat
mencakup semua budaya manusia dan lingkungan alamiahnya di permukaan bumi.
c. P. Hagget
Geografi
memberikan perhatian terutama pada sistem ekologi dan sistem keruangan. Pada sistem
ekologi berkaitan dengan manusia dan lingkunannya, sedangkan pada system keruangan
berkaitan dngan hubungan antar wilayah.
Gografi manusia
merupakan cabang geografi yang mempelajari tentang aspek keruangan yang
dijadikan sebagai tempat terjadinya aktivitas manusia. Geografi manusia terbagi
menjadi beberapa cabang yaitu geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi
politik, geografi permukiman, dan geografi social.
Menurut
Nursid Sumaatmadja geografi memliki pendekatan, yaitu
Pendekatan
aktivtas manusia, yaitu pendekatan yang focus utamanya adalah aktivitas manusia
(human activities) . Pendekatan ini
dapat digunakan untuk mengkaji fenomena mata pencarian penduduk di pada suatu
wilayah, serta apakah fenomena itu terjadi di dataran rndah, pegunungan, atau
daerah pantai. Bedasarkan persebaran tersebut dapat pula diungkapkan
interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, hidrografi, atau iklim.
Persebaran
organisme di bumi dipengaruhi oleh beberapa Faktor sebagai berikut:
Faktor Abiotik
1
Lingkungan
Dua
faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup
adalah faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin),
air, tanah, dan ketinggian permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non fisik
(biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
2
Iklim
Faktor
iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat
besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap makhluk di dunia. Faktor suhu udara
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar
matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa.
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan.
Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada
suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.
Contohnya : Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau
sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar
matahari. berbeda dengan tanaman yang berada di daerah tundra.
3
Keadaan
tanah
Perbedaaan
jenis tanah, seperti pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang
terkandung dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur
tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Di daerah tropis
akan hidup berbagai jenis tumbuhan, sedangkan di daerah gurun atau bersalju
hanya akan hidup tumbuhan tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang
mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan
jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat
hidup di suatu wilayah. Contohnya: di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah
Sabana karena tanahnya yang kurang subur.
4
Air
Air
mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari
iklim di daerah yang bersangkutan. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
serta kondisi air di dalam tanah. Jenis flora di suatu wilayah sangat
berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah
yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan
dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Contohnya: di daerah gurun,
hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan
tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya
tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
5
Tinggi
Rendah Permukaan Bumi
Permukaan
bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti pegunungan, dataran rendah,
perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi
mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi
keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak
dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya
dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut . Semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih
rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Oleh sebab itu
ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran
tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya
lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
Faktor Biotik (Makhluk Hidup)
Makhluk
hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang
dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan
kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor biotik,
terutama manusia. Manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu
tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini
menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna
di dunia ini. Contohnya: daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian,
perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,atau pemupukan.
Selain itu
faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Peranan
faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur
memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga
mempengaruhi kehidupan faunanya. hewan juga memiliki peranan terhadap
penyebaran tumbuhan flora. contohnya: serangga dalam proses penyerbukan,
kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan
faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur
memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga
mempengaruhi kehidupan faunanya.
Pembagian dan Penyebaran Fauna di
Indonesia
Selanjutnya
kita akan membahasa dengan lebih detail mengenai ciri-ciri dan jenis fauna
Indonesia berdasarkan penyebarannya. Secara garis besar pembagian fauna terbagi
menjadi tiga, fauna di bagian barat (tipe fauna Asiatis), di bagian tengah
(tipe Peralihan Asiatis-Australis), dan bagian timur (tipe fauna Australis).
1. Fauna di
Bagian Barat Indonesia
Fauna di bagian barat Indonesia
memiliki kemiripan dengan negara – negara yang terletak di Benua Asia. Walaupun
begitu, terdapat beberapa hewan bertipe Asiatis yang hanya dapat ditemui di
Indonesia dan tidak ada di negara Asia lainnya. Seperti orang utan yang
berhabitat asli di hutan Sumatra dan Kalimantan. Untuk lebih jelasnya, berikut
adalah ciri-ciri dan penjabaran dari fauna tipe Asiatis di Indonesia:
a. Habitat : Tersebar di Pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.
b. Ciri – ciri :
Hewannya tidak memilki kantung.
Bisa ditemui banyak jenis kera.
Mamalia memiliki tubuh yang cukup
besar.
Dapat ditemukan berbagai jenis
reptil.
Jenis burung berwarna cerah sangat
terbatas dan mereka berbadan kecil namun bersuara merdu.
Memiliki banyak jenis ikan tawar.
c. Contoh fauna :
Banteng, dapat ditemukan di Jawa
dan Kalimantan.
Badak bercula satu dan dua, dapat ditemukan di Sumatra dan Jawa.
Terdapat penangkaran badak bercula satu tepatnya di Ujung Kulon, Banten. Badak
bercula satu adalah hewan langka dari lima spesies badak di dunia. Menurut data
terakhir hanya terdapat 20 ekor badak bercula satu di dunia. Perburuan liar
untuk mendapatkan cula badak memainkan peran besar dalam kepunahan badak
bercula di alam liar. Gajah, terdapat di Sumatra.
Harimau loreng, terdapat di Jawa dan
Sumatra. Pada tahun 1970 International Union of Conservation for Nature (IUCN)
menyatakan bahwa harimau loreng Jawa sudah dinyatakan punah. Hingga saat ini
terdapat 3 jenis harimau di dunia yang dinyatakan punah yaitu harimau Jawa,
harimau Bali, dan harimau Kaspia. Namun masih banyak kalangan yang menyangsikan
kepunahan harimau Jawa. Beberapa masyarakat menyatakan pernah melihat harimau
Jawa berkeliaran di hutan liar. Tapi detik ini kesaksian tersebut belum
terbukti secara ilmiah.
Macan tutul, dapat ditemukan di Jawa,
Bali, dan Madura.
Jalak Bali, burung khas dari Pulau
Bali.
Trenggiling, dapat ditemukan di
Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Tapir, dapat ditemukan di Sumatra dan
Kalimantan. Tapir adalah hewan pemakan tumbuhan yang termasuk hewan yang
dilindungi di Indonesia. Tapir memiliki ciri khas tubuhnya yang berwarna hitam
dan putih.
Kijang, dapat ditemukan di Jawa,
Sumatra, Bali.
Beruang, terdapat di Sumatra dan
Kalimantan.
Orang utan, dapat ditemukan di hutan
Sumatra dan Kalimantan. Orang utan adalah primata bertubuh besar yang
dilindungi. Hutan tempat tinggal mereka dibabat habis oleh manusia sehingga
mereka semakin terusir dari habitat aslinya. Berbagai usaha dilakukan untuk
menjaga keberlangsungannya. Salah satunya dengan membangun suaka margasatwa dan
cagar alam bagi kelestarian orang utan.
Kera, banyak ditemukan di Sumatra dan
Kalimantan.
Keraras, yang dapat ditemukan di Kepulauan
Bangka Belitung. Keraras adalah sejenis musang berwarna loreng hitam dan kuning
yang terancam punah. Saat ini diperkirakan hanya tersisa di Indonesia, Nepal,
India, Pakistan, dan Thailand.
2.Fauna di
Bagian Tengah Indonesia
Fauna
yang habitatnya berada di bagian tengah adalah fauna endemik Indonesia, alias
hewan asli Indonesia yang tidak ada di negara lain. Fauna tipe peralihan
biasanya hanya terpusat dalam satu wilayah saja dan tidak tersebar di bagian
lain. Hewan di bagian tengah dibatasi oleh garis Wallace di bagian barat dan
garis Weber di bagian timur. Berikut penjelasan lengkapnya:
a.
Habitat : Tersebar di pulau – pulau di bagian tengah Indonesia seperti
Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara
b.
Ciri – ciri :
Memiliki
ciri fisik campuran antara tipe Asiatis dan Australis
Bersifat
endemis, hanya terdapat di satu wilayah saja. Karena bersifat endemis banyak
fauna tipe peralihan yang terancam punah dan sangat langka.
c.
Contoh fauna :
Komodo,
dapat ditemukan di Nusa Tenggara Timur di Pulau Komodo. Komodo mendapat julukan
hewan purba karena ditengarai sudah hidup ribuan tahun lalu bersamaan dengan
zaman dinosaurus. Komodo adalah hewan langka yang dilindungi karena habitatnya
yang semakin menyempit.
Anoa,
dapat ditemukan di Sulawesi. Anoa memiliki ciri fisik seperti sapi namun dengan
ukuran badan yang lebih kecil.
Babi
rusa, hanya terdapat di pulau Sulawesi tepatnya di Sulawesi Tengah. Babi rusa
memiliki taring yang mengarah ke atas dan melengkung ke arah mata.
Burung
maleo, dapat ditemukan di Sulawesi dan sebagian Kepulauan Maluku. Burung maleo
berukuran kecil seperti ayam dan tidak bisa terbang. Banyak orang yang memburu
telurnya untuk dikonsumsi sehingga jumlahnya semakin terbatas di alam liar.
Tarsius,
dapat ditemukan di Sulawesi dan bagian selatan negara Filipina. Tarsius adalah
primata berukuran mungil hanya sebesar jempol orang dewasa dan memiliki mata
yang membelalak besar.
Monyet hitam sulawesi, yang hanya ada di
Pulau Sulawesi.
Kura – kura leher ular, hanya dapat
ditemukan di Pulau Rote Nusa Tenggara Timur.
Burung kakatua kecil jambul kuning, dapat
ditemukan di Nusa Tenggara Timur.
Kuskus beruang, hanya terdapat di Sulawesi.
3.Fauna di Bagian Timur Indonesia
Fauna
di bagian timur Indonesia bertipe Australis yang berarti mirip dengan fauna
yang dapat ditemukan di Benua Australia. Terdapat berbagai macam jenis burung
yang dilindungi dan berhabitat asli di daerah timur Indonesia. Mari kita bahas
lebih lanjut:
a.
Habitat : Kepulauan Maluku dan Papua
b.
Ciri – ciri :
Mamalia memiliki tubuh yang relatif kecil.
Terdapat banyak jenis burung dengan warna
cerah dan corak beragam.
Tidak ditemukan kera di hutannya.
Memiliki banyak binatang berkantong.
Memiliki jenis ikan air tawar yang terbatas.
Banyak terdapat hewan yang bertanduk.
c.
Contoh fauna :
Burung cendrawasih, yang dapat ditemukan di
hutan Papua. Merupakan burung yang memiliki julukan burung surga karena
keindahan bulunya. Saat ini termasuk hewan yang dilindungi dan sulit ditemukan
di alam liar.
Burung kasuari, yang dapat ditemukan di
Papua. Terdapat dua jenis yaitu kasuari kerdil dan kasuari gelambir tunggal.
Jenis kasuari pertama memiliki tubuh paling kecil dibandingkan kasuari jenis
lainnya. Kasuari kerdil bisa dibedakan dari mahkotanya yang berbentuk segitiga.
Sedangkan kasuari gelambir tunggal hanya memiliki satu gelambir yang
bergelantungan di bawahnya.
Kangguru pohon, yang dapat ditemukan di
Papua dan Maluku. Berbeda dengan kangguru yang merupakan maskot Australia,
kangguru pohon berbadan kecil dan menghabiskan waktu di atas pohon.
Mandar gendang, yang dapat ditemukan di
Maluku. Burung ini adalah hewan endemik yang hanya dapat ditemui di Pulau
Halmahera. Memiliki tubuh berwarna hitam dan paruh berwarna jingga, kita bisa
menemukannya di alam liar pulau ini.
Burung kakatua putih, yang dapat ditemukan
di Maluku. Burung ini berbulu putih bersih yang sudah sangat langka. Kita dapat
melihatnya terbang bebas di suaka margasatwa yang terdapat di Provinsi Maluku
tepatnya di Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL) di Pulau Halmahera.
Burung Bidadari, yang berhabitat asli di
Maluku Utara.
Burung Nuri, yang dapat ditemukan di Maluku
dan Papua bagian barat. Burung ini memiliki bulu yang indah dengan dominasi
warna merah, bersayap hijau atau biru. Burung ini hidup di hutan hujan dan
hidup secara berkelompok atau berpasangan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono(2007). Geografi : Jelajah
Bumi dan Alam Semesta 1 SMA/MA. Bandung: Penerbit Citra Praya
Samadi (2006). Geografi 1 SMA.
Jakarta: Yudistira
Wardiyatmoko K. (2006). Geografi SMA
Jilid 1 untuk Kelas X. Erlangga. Jakarta